Wednesday, May 15, 2013

Problem Fotografer #1 : LIGHTING

Selamat malam semuanyah! Hari ini online di Dunkin lagi. Dengan penuh perjuangan menerjang kemacetan malam kota Jogja, dan debu dimana-mana, akhirnya dari selatan kota, saya berhasil menuju hatimu *eh utara kota. (Apa sih?)

Dalam postingan kali ini, aku akan membahas tentang lighting. Setiap fotografer pasti membutuhkan lighting dalam pemotretan. Sumber cahaya sendiri ada 2, yaitu cahaya alami (matahari, bulan) dan buatan (lampu tudio, flash, api, las dll). Mungkin untuk beberapa fotografer cenderung memotret pada siang hari yang cerah karena intensitas cahayanya yang baik dan bagus untuk pemotretan. Jika pemotretan dilakukan pada malam hari, kebanyakan orang memilih untuk menggunakan flash maupun dilakukan di dalam studio dengan menggunakan lampu studio. Jika seorang fotografer tidak menginginkan menggunakan flash untuk pemotretan pada malam hari, maka ia bisa menaikkan ISO yang ada pada settingan kameranya. Namun, jika objek yang dipotret terlalu gelap, maka ISO yang diperlukan akan semakin tinggi. Dengan ISO yang semakin tinggi, noise (titik-titik hijau) pada foto akan semakin jelas terlihat dan foto semakin tidak karuan. Jika seorang fotografer tidak menaikkan ISOnya, yang terjadi adalah foto bisa menjadi gelap dan jika objek yang difoto bergerak, foto dapat menjadi blur karena untuk menghasilkan cahaya yang seimbang mattering harus berada di 0.

Dengan ISO rendah dan object yang bergerak bisa menjadi blur

Menggunakan ISO tinggi di 2000 ke atas dan zooming 100% pada foto dapat ditemukan noise (titik hijau) yang dapat mengganggu hasil foto.

Karena saya suka dengan musik dan sering memotret pertunjukkan musik klasik, saya sempat merasa kebingungan dengan settingan kamera agar foto terlihat bagus dan frezze karena didalam pertunjukkan musik klasik, seorang fotografer yang ingin memotret tidak boleh menggunakan flash. Sedangan lighting dalam musik pertunjukkan, khususnya klasik itu minim pencahayaan sekali. Memang agak aneh, namun ini adalah sebuah peraturan yang mungkin masuk akal juga dan ditujukan agar sang pemain musik tidak terganggu dengan blitz/flash dari fotografer. Sempet bingung gimana mau keluar dari masalah teknis ini, sempet twitteran sama om Arbain Rambey juga. Ini salah satu conversation saya sama Arbain Rambey.


Nah, saya sempat berfikir untuk membekukan obyek agar tidak blur yaitu dengan menggunakan flash, namun intensitas cahayanya kecil dan diarahkan berlawanan dengan objek yang akan kita potret karena flash dapat membekukan objek. Memang teknik seperti ini belum pernah saya coba, dan nantinya pasti akan saya coba. Hehe

Oke, sekian dulu opini saya malam ini. Ga tau ni mau nulis apa. Ini bikin beginian juga gara-gara tugas. Hehehe. Udah dulu ya. Jangan kangen!

0 comments:

:a: :b: :c: :d: :e: :f: :g: :h: :i: :j: :k: :l: :m: :n:

Post a Comment