Wednesday, May 15, 2013

Nggak Ngelihat Atau Pura-Pura Nggak Tau?


Latar Belakang

Tak asing dengan kata Maliboro. Kawasan wisata yang sudah ada sejak puluhan tahun yang lalu ini selalu ramai dengan pengunjung. Baik wisatawan domestik maupun mancanegara dapat kita temui di sepanjang jalan Malioboro. Yang ditawarkan Malioboropun beragam. Dari pusat perbelanjaan yang murah meriah, hingga yang harganya selangitpun ada. Dari jajanan pasar sampai oleh-oleh juga ada. Dari angkringan sampai restoran mewah juga ada. Fasilitas jalan-jalan dari Becak sampai Taksi juga tersedia.

Isu Terkait

Kawasan Malioboro yang tak hanya diperuntukkan untuk pejalan kaki ini menyimpan begitu banyak pelanggaran. Wilayah satu arah yang tak hanya terdiri dari pejalan kaki, pengguna kendaraan bermotor yang lalu lalang juga tak lepas dari pelanggaran. Ntah mereka sengaja atau tidak, namun banyak sekali yang melanggar rambu-rambu lalu lintas yang dipasang disepanjang jalan Malioboro. Rambu-rambu yang terpasang di sepanjang jalan Malioboro itu jelas-jelas masih sangat bagus dan perawatannya juga lumayan. Sebagai contoh, untuk hari ini saja lebih dari 10 pelanggaran yang saya temui disepanjang jalan Malioboro. Pelanggaran tersebut masih tertangkap oleh mata saya, bagaimana jika saya tidak tahu ada pelanggaran lain di tempat-tempat lain sekitar Malioboro?

Ntah apa yang dipikiran para pengunjung dan masyarakat sekitar situ. Apa mereka tidak melihat keadaan sekitar dulu. Apa mereka tidak menyadari bahwa ada rambu-rambu lalu lintas yang bermanfaat untuk memperingatkan mereka secara tidak langsung. Memang, hari ini tidak terjadi kecelakaan atau peristiwa yang menimbulkan korban, namun alangkah baiknya jika mereka mematuhi rambu-rambu lalu lintas yang ada disekitar mereka. Sangat sulit untuk menyadarkan masyarakat. Polisi seharusnya juga menertibkan mereka. Namun, yang saya temui dilapangan malah seorang polisi yang menilang salah satu pengguna speda motor. Ntah dia melanggar lalu lintas atau kelangkapan motornya tidak lengkap, saya tidak tau. Yang tertangkap oleh mata saya, polisi tersebut terlihat menepikan seorang pengendara motor dan tidak tahu apa yang mereka bicarakan, lalu polisi itu berlalu. Sebagai contoh lain, sampai hari ini masih banyak orang-orang yang berjualan di kawasan 0 KM. Padahal jelas-jelas didekat mereka terdapat tulisan yang melarang penjual untuk berjualan di kawasan 0 KM. Ada lagi, pengguna kendaraan bermotor juga tak ketinggalan. Jelas-jelas tertera rambu diralang untuk parkir, namun tetap saja ada yang memarkirkan kendaraan mereka disekitar situ. Apa lagi kendaraan tersebut adalah milik salah satu restaurant cepat saji yang terdapat di kawasan Malioboro. Pernah sekali saya melihat Satpol PP menertibkan penjual yang berada disekitar 0 KM, namun itu pun juga tidak berlangsung lama, esoknya saya melihat penjual masih tetap menggelar lapaknya disekitar kawasan 0 KM. Mungkin karena kebiasaan atau mungkin Pemkot yang menyediakan lahan berjualan terasa kurang dimata penjual. Apa anggapan mereka untuk berjualan di sekitar Malioboro bisa meningkatkan pendapatan mereka?

Yang menjadi pertanyaan saya, apa mereka tidak bisa membaca atau menerjemahkan maksud dari rambu tersebut? Jika memang iya, lantas kenapa mereka kok menghitung uang saja bisa?

This is it "Malioboro"


 Masih aja ada yang nekat

Tuh kan, ketilang! 

 Zebra Cross, buat apa?

 Kalo ini nggak tau deh!

Ini sepertinya sudah jelas

0 comments:

:a: :b: :c: :d: :e: :f: :g: :h: :i: :j: :k: :l: :m: :n:

Post a Comment