Wednesday, April 3, 2013

Fotografi? Apaan Sih?

Holla.. Holla.. Back lagi sama eyke yang unyuh-nyuh dan selalu glow in the bray banget, pokoknya selalu in the sky and in your heart pastinyah. Ehem, oke kembali ke bentuk semula.

Dalam postingan kali ini, aku akan membahas tentang fotografi. Apa sih fotografi itu? 

Dijaman sekarang ini, ga cuma orang dewasa aja yang suka poto-poto pake kamera DSLR, bahkan anak SD, SMP udah pada nenteng-nenteng kamera yang harganya notabene diatas 3 juta itu. Emang sih makin kesini, harga kamera DSLR makin murah. Tapi nggak seumur anak-anak juga kali yang make. Emang sih siapa aja boleh make. Tapi apakah mereka tau apa sih sebenernya fungsi kamera DSLR itu? Kalo cuma buat narsis-narsisan mah pake kamera handphone yang 2 MP juga udah bagus. Parahnya kalo cuma buat gaya-gayaan doang tu lebih ga banget. Apa gitu maksudnya? Nenteng-nenteng kamera mahal kemana-mana, padahal makenya aja ga bisa. Apalagi kalo cuma pake mode "ijo" aja. Nah loh. (nahan ketawa)

Bagi yang belum tau apa itu fotografi, belejar dulu nih. Ni aku kasih bocorannya deh. Bochoorr.. Bochhoorr (lu kira iklan?)

Fotografi berasal dari bahasa Yunani, yaitu "PHOTOS dan GRAPHOS" yang artinya Photos : Cahaya dan Graphos : Menggambar. Yang kalo dijadiin satu artinya jadi "Menggambar/ Melukis dengan Cahaya" tentunya dengan media juga, yaitu kamera. Sedangkan orang dibalik "Melukis dengan Cahaya" itu disebut Fotografer. Siapa aja bisa sih jadi seorang fotografer, hanya tergantung dari niat dan kemauan orang tersebut. Jika ia niat dan mempunyai rasa ingin tahu, serta rajin dan ulet, insyaallah cita-citanya yang ingin menjadi fotografer bisa terwujud (amin. Loh?)

Fotografi bukan hanya sebuah seni yang monoton. Cuma bisa motret itu-itu aja. Eits, jangan salah, fotografi juga banyak "jurusannya" loh. Yoo yang Jogja Surabaya.. Jogja Surabaya.. Tarip biasa.. Kosong.. Kosong (Lah, kok jadi kenek?) Berikut ini aku kutip dari sebuah blog yang menurut aku sudah lumayan lengkap informasinya. Dengan sedikit perubahan tentunya. (eciyeehh...)

Photo Journalism
Meskipun amatir bisa masuk ke bidang ini tanpa pelatihan formal, photojournalism sering terbatas pada profesional. Salah satu alasan jurnalistik umumnya dipraktekkan oleh para profesional adalah bahwa photojournalists itu serius, harus yakin bahwa tembakan mereka mempertahankan integritas adegan asli. Photojournalism membutuhkan fotografer untuk menembak hanya fakta, tidak ada perubahan atau manipulasi pada foto. Gambar Photojournalism sering melibatkan pemirsa dengan berita. Misi dasar Photojournalism adalah mengambil gambar untuk menemani berita (apakah itu disiarkan atau diterbitkan di koran). Namun, gambar foto jurnalistik benar-benar harus menceritakan kisah sebelum teks atau penyiar. Gambar Photojournalism mencoba untuk menangkap perhatian pemirsa dan emosi sekaligus membujuk pemirsa untuk terus mendengarkan atau membaca tentang cerita. Sebuah aspek kunci dari foto jurnalistik adalah untuk menyajikan gambar yang akurat yang tidak membahayakan integritas situasi aktual.

Documentary Photography
Lewis Hine dan James Van DerZee adalah dua pelopor fotografi dokumenter. Foto dokumenter menceritakan kisah dengan gambar. Perbedaan utama antara foto jurnalistik dan fotografi dokumenter adalah bahwa fotografi dokumenter dimaksudkan untuk melayani sebagai dokumen sejarah era politik atau sosial, sementara photojournalism hanya adegan tertentu. Contoh, seorang fotografer dokumenter memotret serangkaian gambar dari pusat kota tuna wisma atau rentetan peristiwa pertempuran internasional. Setiap topik dapat menjadi subyek fotografi dokumenter. Seperti foto jurnalistik, fotografi dokumenter berusaha untuk menunjukkan kebenaran tanpa memanipulasi gambar. Fotografi Dokumenter mengacu pada bidang fotografi di mana gambar yang digunakan sebagai dokumen sejarah, bukan untuk melayani sebagai sumber seni atau kesenangan estetika, fotografi dokumenter sering digunakan untuk menghasut perubahan politik dan sosial karena kemampuannya untuk menangkap kebenaran sifat gambar atau lokasi.

Action Photography
Action Photography biasanya dilakukan pada fotografi olahraga, mengambil object-object yang bergerak cepat dan fotografi jenis ini di golongkan pada fotografi yang paling menarik. Seperti halnya tindakan seorang fotografer olahraga yang baik harus tahu subjek nya cukup baik untuk mengantisipasi kapan harus mengambil gambar. Aturan yang sama berlaku untuk fotografer yang mengambil gambar aksi hewan di alam atau pesawat lepas landas.

Macro photography
Macro photography menggambarkan bidang fotografi di mana gambar diambil dari jarak dekat. Setelah dibatasi untuk fotografer dengan peralatan canggih dan mahal, macro photography sekarang lebih mudah bagi amatir untuk berlatih dengan kamera digital dengan pengaturan makro. Subyek photography macro mungkin termasuk serangga, bunga, tekstur tenunan sweter atau benda yang mengungkapkan detail yang menarik.  Setiap benda kecil dapat menjadi subjek untuk fotografi makro. Sebuah foto makro yang baik mengungkapkan detail dan tekstur pada objek yang tidak dapat diamati dengan fotografi biasa atau oleh mata telanjang. (MATA!! MATA!! Bukan yang lain!!) Menurut definisi, subyek fotografi makro itu tak terbatas! Karena fotografi makro meningkatkan rincian dari subjek, alam berfungsi sebagai subjek yang sangat baik bagi mereka. 

Micro photography
Microp hotography menggunakan kamera khusus dan mikroskop untuk menangkap gambar subyek yang sangat kecil. Kebanyakan aplikasi micro photography paling cocok untuk dunia ilmiah. Misalnya, micro photography digunakan dalam disiplin ilmu yang beragam seperti astronomi, biologi dan kedokteran.

Glamour Photography
Glamour adalah fotografi romantis yang dimaksudkan untuk menjadi erotis tanpa pornografi. Berfokus pada ketelanjangan atau pose seram, fotografi glamour berusaha untuk menangkap subjek dalam pose yang menekankan kurva dan bayangan. Seperti namanya, tujuan fotografi glamor adalah untuk menggambarkan model dalam cahaya glamor. Foto glamour banyak membawa efek genit dan misterius. Fotografi Glamour didefinisi ulang oleh setiap generasi, tergantung pada arus sosial dan politik saat itu. Pada tahun 1940, foto-foto gadis "pinup" dianggap glamourous. Gambar Betty Grable, salah satu model glamor yang paling populer. Pada tahun 1960, model yang berpose untuk tembakan glamour dalam pakaian skimpier, pakaian renang kecil atau sebagian telanjang. Fotografi Glamour bergantung pada kekuatan sugesti, menyinggung kurva dan zona erotis tanpa benar-benar menunjukkan detail grafis, akibatnya, foto glamour membawa nada misteri dan romantisme, dan banyak daya tarik fisik. 

Aerial Photography
Aerial Photography atau fotografi udara biasa digunakan untuk keperluan pemetaan, survei, penggukuran tata ruang dan pertanian, atau untuk tujuan militer. Fotografer udara menggunakan pesawat, ultralights, parasut, balon dan pesawat remote control untuk mengambil gambar dari udara.

Underwater Photography
Fotografi bawah/dalam air biasanya digunakan oleh penyelam scuba atau perenang snorkel. Namun, biaya scuba diving ditambah dengan peralatan fotografi sering mahal dan berat di bawah air, membuat ini menjadi salah satu kekurangan umum pada fotografi bawah air. Demikian pula jika seorang amatir memiliki peralatan dan scuba, mengambil gambar bawah air dapat menjadi rumit, karena kacamata scuba yang diperbesar dan mendistorsi visi fotografer. Dalam fotografi bawah air, fokus yang ideal terjadi tiga / empat kaki di depan kamera. Karena refraksi air, dibutuhkan sedikit latihan untuk menentukan dengan tepat di mana hal ini.

Art Photography
Fotografi artistik dapat merangkul berbagai mata pelajaran. Sementara fotografer alam dapat menggunakan fotografi bawah air untuk membuat seni pertunjukan berdasarkan kehidupan laut, menunjukkan potret seorang fotografer mungkin fitur portraitures artistik hitam dan putih. Dalam semua kasus, foto-foto harus memiliki nilai estetika seni. Fotografi Seni Rupa juga dikenal hanya sebagai seni fotografi, mengacu pada cabang fotografi yang didedikasikan untuk memproduksi foto untuk tujuan murni, yaitu estetika. Seni fotografi baik bertempat di museum dan galeri, terutama berkaitan dengan menyajikan benda-benda yang indah atau benda biasa dengan cara yang indah untuk menyampaikan intensitas dan emosi. Banyak dari seni fotografi diproduksi dalam jumlah terbatas dan digunakan dalam iklan atau majalah. Namun, karena setiap orang memiliki pandangan individu tentang apa yang merupakan keindahan, mengartikan apa yang atau tidak fotografi seni rupa adalah sepenuhnya subyektif. Tantangan lain dalam dunia fotografi seni rupa adalah kenyataan bahwa fotografi adalah media yang relatif seni, dibandingkan dengan lukisan atau musik.

Portraiture
Portraiture Photography atau fotografi portrait adalah fotografi seseorang atau sekelompok orang yang menampilkan ekspresi, kepribadian, dan suasana hati subjek. Fotografi Portrait biasanya fokus pada wajah seseorang, meskipun seluruh tubuh dan latar belakang. Foto potret telah dilakukan hampir sejak penemuan kamera.Kemajuan dalam peralatan fotografi dan teknik yang dikembangkan, dan memberikan fotografer kemampuan untuk menangkap gambar dengan waktu pemaparan pendek dan pembuatan potret luar studio. 

Advertising Photography

Karena fotografi memainkan peran penting dalam periklanan, fotografer profesional banyak mengabdikan karier mereka untuk fotografi iklan. Kebutuhan untuk menyalin iklan unik dan eye-catching berarti fotografer dapat bekerja dengan beberapa jenis fotografi, termasuk macro photography dan fotografi glamor.

Travel Photography
Fotografi perjalanan dapat span beberapa kategori fotografi, termasuk iklan, film dokumenter atau fotografi vernakular yang menggambarkan rasa terutama lokal atau historis. Seorang fotografer perjalanan dapat menangkap nuansa lokasi dengan baik lanskap dan potret.

Wedding Photography
Fotografi pernikahan adalah campuran dari berbagai jenis fotografi. Meskipun fotografi pernikahan adalah sebuah film dokumenter dari hari pernikahan, foto pernikahan dapat retouched dan diedit untuk menghasilkan berbagai efek. Sebagai contoh, seorang fotografer bisa memperbaiki beberapa gambar dengan toning sepia untuk memberi efek lebih klasik. Selain itu, seorang fotografer pernikahan harus memiliki kemampuan fotografi potret, dia juga mungkin harus menggunakan teknik fotografi glamour untuk menangkap gambar pengantin agar terlihat lebih baik.  Fotografi pernikahan telah berkembang dan tumbuh sejak penemuan bentuk seni fotografi pada tahun 1826 oleh Joseph Nicéphore Niépce.
Nah, sampe disini dulu postingan kali ini. Mungkin kalian sudah pusing dengan tulisan saya. Hehehe.. See ya on next post!

0 comments:

:a: :b: :c: :d: :e: :f: :g: :h: :i: :j: :k: :l: :m: :n:

Post a Comment