Nyong kesleo.. Eh salah! Anyong haseooo.. hehehehe mayem cemuanyahhh.. Ih, barusan dengerin turis Korea ngbrol disebelah tu rasanya kaya nonton film Korea yang ga ada subtitlenya! Mana ngomongnya kenceng baget lagi?? Yah, lagi-lagi dituntut untuk nepost nih. Bingung sih mau ngepost apa? Kemarisn sih baru ada tugas UTS Komposisi gitu bikin paper tentang komposisi. Nah, di dalam fotografi komposisi itu penting banget. Emang sih kalo cuma jepret aja tu gampang banget. Yang susah tu how make the picturenya biar apa yang mau kita sampein kepada penikmat foto bisa tersampai secara jelas tanpa kita harus deskirpsikan. Oke, tanpa cas cis cus lagi, mari kita simak paper saya! muahahahahahaha.. *ehem
Pengertian Komposisi Fotografi
Komposisi secara sederhana diartikan
sebagai cara menata elemen-elemen dalam gambar, elemen-elemen ini mencakup
garis, shape, form, warna, terang dan
gelap. Komposisi
fotografi adalah susunan gambar dalam batasan suatu ruang. Atau dapat diartikan
sebagai cara menyusun elemen-elemen objek foto yang penting secara keseluruhan
dalam objek foto.
Tujuan dalam memahami komposisi
fotografi adalah:
Membangun
mood suatu foto agar memiliki
keseimbangan objek yang ada didalam foto tersebut.
Melatih
kepekaan mata kita untuk menangkap berbagai elemen/unsur saat memotret.
Menyusun
perwujudan ide menjadi sebuah penyusunan gambar yang baik sehingga terwujud
sebuah kesatuan / unity dalam karya.
Hal Utama yang Harus Diperhatikan
Sebelum Membuat Komposisi
Rule
of Thirds
Bayangkan garis-garis
panduan yang membentuk sembilan buah empat persegi panjang yang sama besar pada
sebuah gambar. Elemen-elemen gambar yang muncul di sudut-sudut persegi panjang
pusat akan mendapat daya tarik maksimum.
Tujuan utama memberikan POI pada foto agar seseorang yang melihat foto
tidak bingung menemukan arti dari foto yang dibuat. Salah satu cara supaya
jelas adalah dengan membuat ukuran POI lebih besar atau menonjol dibandingkan
orang atau benda lainnya.
Format
: Horizon atau Vertikal
Proporsi empat
persegi panjang pada viewinder
memungkinkan kita untuk melakukan pemotretan dalam format landscape/horizontal atau vertikal/portrait.
Perbedaan pengambilan format dapat menimbulkan efek berbeda pada komposisi
akhir.
Keep
It Simple
Dalam beberapa
keadaan, pilihan terbaik adalah keep it
simple. Sangat sulit bagi orang yang melihat sebuah foto apabila terlalu
banyak titik yang menarik perhatian. Umumnya makin “ramai” sebuah gambar, makin
kurang menarik gambar itu. Cobalah untuk
berkonsentrasi pada satu titik perhatian dan maksimalkan daya tariknya.
Picture
Scale
Sebuah gambar yang
nampak biasa namun menjadi menarik karena ada sebuah titik kecil yang menarik
perhatian. Dengan pemotretan landscape
atau monument, kembangkan daya tarik
pemotretan dengan menambahkan obyek yang diketahui besarnya sebagai titik
perhatian untuk memberikan kesan perbandingan skala.
Horizons
Merubah keseimbangan langit dan tanah dapat mengubah pemandangan gambar secara
radikal. Bila gambar hampir dipenuhi oleh langit akan memberikan kesan polos
terbuka dan lebar tapi bila langit hanya disisakan sedikit di bagian atas
gambar, akan timbul kesan penuh.
Leading
Lines Garis yang membawa mata orang yang
melihat foto ke dalam gambar atau melintas gambar. Umumnya garis-garis ini
berbentuk yang terlihat secara fisik misalnya marka jalan atau tidak terlihat
secara langsung misalnya bayangan, refleksi.
Be
Different
Barangkali ada
bidikan-bidikan lain yang dapat diambil selain pendekatan dari depan dan
memotret paralel ke tanah. Bergerak mendekat dari yang diduga seringkali
menghasilkan efek yang menarik.
Colour
Membuat bagian dari gambar menonjol dari background.
Cara utama untuk memperoleh hal ini adalah memperoleh subyek yang warna atau
nadanya berbeda secara radikal dengan background.
Dapat juga didalam komposisi warna dibedakan menjadi 2 macam, yaitu warna panas
dan warna dingin. Warna panas adalah didalam suatu komposisi foto terdapat
warna panas (merah, kuning, orange) tang dominan dibandingkan yang lain.
Sedangkan warna dingin adalah dominan warna-warna dingin (hijau, biru).
Framing
Bila subyek secara
khusus mempunyai bentuk yang kuat, penuhi frame
dengan subyek. Baik itu dengan cara menggunakan lensa dengan fokus lebih
panjang atau bergerak mendekati subyek.
Shooting
Position
Meurbah sudut pandang sepenuhnya.
Misalnya posisi duduk ke posisi berdiri atau pengambilan bidikan dari atas atau
bawah dari subyek.
o Bird
Eye
Sudut
pengambilan gambar ini, posisi objek dibawah / lebih rendah dari kita berdiri.
Biasanya sudut pengmbilan gambar ini digunakan untuk menunjukkan apa yang
sedang dilakukan objek (HI), elemen apa saja yang ada disekitar objek, dan
pemberian kesan perbandingan antara overview (keseluruhan), lingkungan
dengan POI
(Point Of Interest).
o
High Angle
Pandangan
tinggi artinya, pemotret berada pada posisi yang lebih tinggi dari objek foto.
o
Eye Level
Sudut
pengembilan gambar yang dimana objek dan kamera sejajar / sama seperti
mata memandang. Biasanya digunakan untuk menghasilkan kesan menyeluruh dan
merata terhadap background sebuah objek, menonjolkan sisi
ekspresif dari sebuah objek (HI), dan biasanya sudut pemotretan ini juga dimaksudkan
untuk memposisikan kamera sejajar dengan mata objek yang lebih rendah dari pada
kita misal, anak – anak.
o
Low Angle
Pemotretan
yang dilakukan dari bawah. Sudut pemotretan yang dimana objek lebih tinggi dari
posisi kamera. Sudut pengembilan gambar ini digunakan untuk memotret arsitektur
sebuah bagunan agar terkesan kokoh, megah dan menjulang. Namun, tidak menutup
kemungkinan dapat pula digunakan untuk pemotretan model agar terkesan elegan
dan anggun.
o
Frog Eye
Sudut
penglihatan sebatas mata katak. Pada posisi ini kamera berada di dasar bawah,
hampir sejajar dengan tanah dan tidak dihadapkan ke atas. Biasanya memotret
seperti ini dilakukan dalam peperangan dan untuk memotret flora dan fauna.
Jenis Komposisi
Secara keseluruhan, komposisi klasik yang baik memiliki
proporsi yang menyenangkan. Ada keseimbangan antara gelap dan terang, antara
bentuk padat dan ruang terbuka atau warna-warna cerah dengan warna-warna redup.
Pada kesempatan-kesempatan tertentu, bila dibutuhkan mungkin akan membutuhkan
komposisi yang seluruhnya simetris. Seringkali gambar yang dibuat lebih dinamis
dan secara visual lebih menarik bila anda menempatkan subjek ditengah. Namun
harus menghindari sebuah garis pembagi biarpun itu vertikal.
Untuk menghindari sebuah gambar yang dinamis diperlukan juga
kehadiran irama. Irama ini terjadi karena adanya pengulangan berkali-kali
sebuah objek yang berukuran kecil. Kehadiran irama dalam gambar mengesankan
adanya suatu gerakan.
·
Garis
Garis dapat menimbulkan kesan kedalaman dan memperlihatkan gerak pada gambar.
Ketika garis-garis itu sendiri digunakan sebagai subjek, yang terjadi adalah
gambar-gambar menjadi menarik perhatian. Tidak penting apakah garis itu lurus,
melingkar atau melengkung, membawa mata keluar dari gambar. Yang penting garis-garis
itu menjadi dinamis.
·
Shape
Salah satu formula paling sederhana yang dapat membuat sebuah foto menarik
perhatian adalah dengan memberi prioritas pada sebuah elemen visual. Shape adalah salah satunya. Pada umumnya
menganggap shape sebagai outline yang tercipta karena sebuah shape terbentuk pada intinya subjek
foto, gambar dianggap memiliki kekuatan visual dan kualitas abstrak. Untuk
membuat shape menonjol, harus mampu
memisahkan shape tersebut dari
lingkungan sekitarnya atau dari latar belakang yang terlalu ramai. Untuk
membuat kontras kuat antara shape dan
sekitarnya yang membentuk shape tersebut. Kontras ini dapat terjadi sebagai
akibat dari perbedaan gelap terang atau perbedaan warna. Sebuah shape tentu saja tidak berdiri sendiri.
Ketika masuk kedalam sebuah pemandangan yang berisi dua atau lebih shape yang sama, kita juga dapat meng-crop salah satu shape untuk memperkuat kualitas gambar.
· Form
Ketika shape sendiri dapat
mengindentifikasikan objek, masih diperlukan form untuk memberi kesan padat dan
tiga dimensi. Hal ini merupakan faktor penting untuk menciptakan kesan
kedalaman dan realitas. Kualitas ini tercipta dari bentukan cahaya dan tone yang kemudian membentuk garis-garis
dari sebuah objek. Faktor penting yang menentukan bagaimana form terbentuk adalah arah dan kualitas
cahaya yang mengenai objek tersebut.
· Tekstur
Sebuah foto dengan gambar teksur yang menonjol dapat merupakan sebuah bentuk
kreatif dari shape atau pattern. Jika memadai, tekstur akan
memberikan realisme pada foto, membawa kedalaman dan kesan tiga dimensi pada
subyek. Tekstur dapat terlihat jelas pada dua sisi yang berbeda. Ada tekstur
yang dapat ditemukan bila mendekatkan diri pada subyek untuk memperbesar apa
yang dilihat, misalnya bila kita ingin memotret tekstur permukaan sehelai daun.
Ada pula saat dimana harus mundur karena subyek yang kita tuju adalah
pemandangan yang sangat luas. Tekstur juga muncul ketika cahaya menerpa sebuah
permukaan dengan sudut rendah, membentuk bayangan yang sama dalam area
tertentu. Memotret tekstur dianggap berhasil bila pemotret dapat
mengkomunikasikan sedemikian rupa sehingga pengamat foto seolah dapat merasakan
permukaan tersebut bila menyentuhnya. Sama seperti pattern, tekstur paling baik ditampilkan dengan beberapa variasi
dan nampak melebar hingga keluar batas gambar.
· Patterns
Pattern
yang berupa pengulangan shape, garis
dan warna adalah elemen visual lainnya yang dapat menjadi unsur penarik
perhatian utama. Keberadaan pengulangan itu menimbulkan kesan ritmik dan
harmoni dalam gambar. Tapi, terlalu banyak keseragaman akan mengakibatkan
gambar menjadi membosankan. Rahasia penggunaan pattern adalah menemukan variasi yang mampu menangkap perhatian pemerhati.
Pattern biasanya paling baik diungkapkan dengan merata. Walaupun pencahayaan
dan sudut bidikan kamera membuat sebuah gambar cenderung kurang kesan
kedalamannya dan memungkinkan sesuatu yang berulangkali menjadi menonjol.
· Ritme
Pengulangan bidang atau bentuk atau garis yang beraturan
dengan jarak dan bentuk yang sama.
· Colour
Warna memberikan sebuah kesan yang
elegan dan dinamis pada sebuah foto apabila dikomposisikan dengan baik. Kadang
kala komposisi warna dapat pula memberikan kesan anggun serta mampu dengan
sempurna memunculkan “mood color” (keserasian warna) sebuah
foto terutama pada foto – foto “pictorial” (Foto yang
menonjolkan unsur keindahan)
· Gelap
dan Terang
Komposisi ini sebenarnya dipakai oleh fotografer pada
era fotografi analog masih berkembang pesat terutama pada pemotretan hitam
putih. Namun, sekarang ini, ditengah – tengah era digital komposisi ini mulai
diterapkan kembali. Kini pengkomposisian gelap dan terang digunakan sebagai
penekanan visualitas sebuah objek. Kita dapat menggunakan komposisi ini dengan
baik apabila kita mampu memperhatikan kontras sebuah objek dan harus
memperhatikan lingkungan sekitar objek yang dirasa mengganggu yang sekiranya
menjadikan permainan gelap terang sebuah foto akan hilang.
Field Of View
Beberapa
jenis komposisi yang umum digunakan dari segi ukuran (field of view) yang akan diambil adalah sebagai
berikut :
a.
Extreme Close Up
Pengambilan gambar yang sangat dekat sekali dengan
objek, sehingga detil objek seperti pori-pori kulit akan jelas terlihat.
b.
Head Shot
Pengambilan gambar sebatas kepala hingga dagu.
c.
Close Up
Pengambilan
gambar dari atas kepala hingga bahu.
d.
Medium Close Up
Pengambilan
gambar dari atas kepala hingga dada.
e.
Mid Shot (setengah badan)
Pengambilan gambar dari atas kepala hingga pinggang.
f.
Medium Shot (Tiga perempat badan)
Pengambilan gambar dari atas kepala hingga lutut.
g.
Full Shot (Seluruh Badan)
Pengambilan
gambar dari atas kepala hingga kaki.
h.
Long Shot
Pengambilan gambar dengan memberikan porsi background atau foreground lebih banyak sehinnga objek terlihat kecil atau jauh.
Beberapa
jenis komposisi dari segi banyaknya manusia sebagai objek yang difoto adalah
sebagai berikut :
a.
One Shot
Pengambilan
gambar untuk satu orang sebagai objek.
b.
Two Shot
Pengambilan gambar untuk dua orang
sebagai objek.
c.
Three Shot
Pengambilan
gambar untuk tiga orang sebagai objek.
d.
Group Shot
Pengambilan
gambar untuk sekelompok orang sebagai objek.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pengambilan
gambar, diantaranya
a. Headroom,
merupakan ruang diatas kepala yang berfungsi membatasi bingkai dan bagian atas
kepala objek.
b. Noseroom,
arah pandang atau ruang gerak objek dalam sebuah frame, bertujuan untuk
memberikan ruang pandang sehingga terkesan bahwa objek memang sedang melihat
sesuatu.
c. Foreground,
segala sesuatu yang menjadi latar depan dari objek.
d. Background,
segala sesuatu yang menjadi latar belakang objek.