Wednesday, April 24, 2013

Darwis Triadi



Siapa sih yang nggak kenal om satu ini? Hehehehe.. Om-om yang lahir di Solo, 15 Oktober 59 tahun yang lalu itu mengawali karirnya sebagai seorang pilot. Pada tahun 1979 Darwis muda mengganti profesinya menjadi seorang fotografer. Meskipun orangtua melawan keputusannya, Darwis tetap teguh pada keyakinannya. Darwis melangkah maju meskipun pengetahuan tentang fotografi belum cukup. Dia tidak memiliki pendidikan khusus tentang fotografi. Hobi barunya terlihat karena ia membangun hubungan dengan fotografer amatir. Sementara itu, fotografer profesional cenderung menutup diri di masa itu. "Saat itu, fotografer merasa eksklusif dan tidak suka orang lain bergabung dalam kelompok mereka untuk belajar tentang fotografi. Mungkin mereka khawatir jika mereka akan bersaing dengan orang lain".


Pria berkumis ini semakin terkenal karena dia berani menjadi berbeda. Perjalanan itu dimulai pada tahun 1981. Ayah dari dua anak perempuan ini menyelenggarakan pameran dengan beberapa fotografer amatir. Ketika teman-temannya menampilkan berbagai foto tentang lanskap dan kemanusiaan, Darwis menampilkan foto-foto model. Para pengunjung terkejut dan kagum. Namun, beberapa dari mereka menghinanya dan mengatakan bahwa Darwis adalah seorang fotografer yang tidak tahu tentang teknik fotografi dan melanggar aturan sekaligus.

Darwis Triadi mengabaikan penghinaan dari orang lain, Darwis terus memperbaiki diri. Untuk membuat profesinya menjadi populer, ia sering berpartisipasi dalam pameran dan promosi. Dia menerima permintaan dari pelanggan berdasarkan kebutuhan dan keinginan mereka. Selain itu, ia terus meningkatkan dan menggali pengetahuan tentang fotografi, seperti khursus pencahayaan dan teknik kamera di Swiss dan Jerman sejak tahun 1983.

Keyakinan Darwis telah menetapkan tujuan hidupnya bahwa fotografi merupakan profesi bergengsi dan telah terbukti. Berbagai produk telah didirikan untuk iklan sebuah perusahaan besar seperti: NOKIA, PHILIPS, BCA, PERMATA BANK, Satelindo, INDOFOOD, SONY ERICSSON, TELKOM, LG, GROUP PT. UNILEVER, BANK MANDIRI, MUSTIKA RATU, SARI AYU, WARNER MUSIC, AQUARIUS MUSIC, SONY MUSIC, SUMMARECON SERPONG, KIMIA FARMA, GT RADIAL, dll

Darwis Triadi Photography juga membuka Fotografi Comercial dan Non Fotografi Comercial, Digital Imaging Fotografi, Konsep Desain, Desain Grafis, Stock Slide Show / Slide Rental. Darwis telah menerbitkan beberapa buku tentang fotografi misalnya, Kembang Setaman & Lighting Secret. Di sisi lain, Darwis juga menerbitkan sebuah buku "Terra Incognita" yang telah diluncurkan di Bali pada Juli 2007, serta Sensual Art Photography pada 2011.

Selain pemilik studio Darwis Triadi Photography, dan menjadi dosen tamu dari Magister Manajemen, Fakultas Ekonomi Universitas dan Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta, ia juga membuka Darwis Triadi School of Photography di Jakarta, Surabaya dan Banjarmasin. Sekolah fotografi adalah salah satu mimpinya, yang akan membuat dunia fotografi yang lebih luas.

Inilah salah satu karya Darwis Triadi..



Did U Know? Candid Fotografi Juga Merupakan Fotografi Komersial Loh!

Mungkin kebanyakan orang ngira kalau fotografi komersial itu isinya tentang seseorang yang pose dan pamer produk. Eits, jangan salah, candid fotografi juga termasuk fotografi komersial loh. Bagi yang nggak tau apa itu candid, candid itu adalah ketika kita memotret, objek yang kita potret itu tidak terasa bahwa ada yang memotret dia, nanti hasilnya akan menarik karena merupakan ekspresi natural dari objek tersebut. Biasanya untuk candid sendiri bisa diperuntukkan pribadi, seperti moment liburan, resepsi pernikahan, atau pertunjukkan.

Untuk dapat memotret candid sendiri, dibutuhkan keahlian dan timming yang pas, jika salah timming saja, maksud yang akan kita sampaikan kepada penikmat foto bisa berbeda jadinya. Maka tak jarang fotografer berlarian ketika melihat objek candid yang menarik. Bahkan sampe ada yang gemeteran gara-gara kelamaan megang kamera. (termasuk saya sih.. Hehehe)

Nih, aku kasih lihat kalian salah satu foto candid aku.






Wednesday, April 17, 2013

Tutorial Efek Foto Retro

Selamat pagehh.. DI pagi yang syahdu ini aku mau nunjukin ke kalian tentang tutorial efek foto Retro.. Itu tuh yang tone warnanya ganti gitu kaya foto lama. Kan lagi musim tu editan kaya gitu. Oke, langsung aja ini tutorial yang dipersembahkan oleh Benakribo!


Semoga bermanfaat!

Salam blur!

Edit Foto Vintage Style

Oke, masih di Dunkin.. Dan kali ini banyak bapak-bapak ngobrol rame banget! Ngalahin ibu-ibu nih kayanya! Oke, dari pada ngomongin yang ga jelas, bagi penggemar foto editing, aku kasih nih tutorial buat edit foto vintage yang gampang. Kali ini aku searching dari Youtube dan tutorial ini dipersembahkan oleh Benakribo!! Cekidot


Nah, gampang toh, buat efek foto fintage via Photoshop! Selamat mencoba :D

Salam blur!

Komposisi Itu Penting!

Nyong kesleo.. Eh salah! Anyong haseooo.. hehehehe mayem cemuanyahhh.. Ih, barusan dengerin turis Korea ngbrol disebelah tu rasanya kaya nonton film Korea yang ga ada subtitlenya! Mana ngomongnya kenceng baget lagi?? Yah, lagi-lagi dituntut untuk nepost nih. Bingung sih mau ngepost apa? Kemarisn sih baru ada tugas UTS Komposisi gitu bikin paper tentang komposisi. Nah, di dalam fotografi komposisi itu penting banget. Emang sih kalo cuma jepret aja tu gampang banget. Yang susah tu how make the picturenya biar apa yang mau kita sampein kepada penikmat foto bisa tersampai secara jelas tanpa kita harus deskirpsikan. Oke, tanpa cas cis cus lagi, mari kita simak paper saya! muahahahahahaha.. *ehem

Pengertian Komposisi Fotografi
 Komposisi secara sederhana diartikan sebagai cara menata elemen-elemen dalam gambar, elemen-elemen ini mencakup garis, shape, form, warna, terang dan gelap. Komposisi fotografi adalah susunan gambar dalam batasan suatu ruang. Atau dapat diartikan sebagai cara menyusun elemen-elemen objek foto yang penting secara keseluruhan dalam objek foto.

Tujuan dalam memahami komposisi fotografi adalah:
Membangun mood suatu foto agar memiliki keseimbangan objek yang ada didalam foto tersebut.
Melatih kepekaan mata kita untuk menangkap berbagai elemen/unsur saat memotret.
Menyusun perwujudan ide menjadi sebuah penyusunan gambar yang baik sehingga terwujud sebuah kesatuan / unity dalam karya.

Hal Utama yang Harus Diperhatikan Sebelum Membuat Komposisi

Rule of Thirds 
Bayangkan garis-garis panduan yang membentuk sembilan buah empat persegi panjang yang sama besar pada sebuah gambar. Elemen-elemen gambar yang muncul di sudut-sudut persegi panjang pusat akan mendapat daya tarik maksimum.


Point Of Interest
Tujuan utama memberikan POI pada foto agar seseorang yang melihat foto tidak bingung menemukan arti dari foto yang dibuat. Salah satu cara supaya jelas adalah dengan membuat ukuran POI lebih besar atau menonjol dibandingkan orang atau benda lainnya.

Format : Horizon atau Vertikal
Proporsi empat persegi panjang pada viewinder memungkinkan kita untuk melakukan pemotretan dalam format landscape/horizontal atau vertikal/portrait. Perbedaan pengambilan format dapat menimbulkan efek berbeda pada komposisi akhir.

Keep It Simple
Dalam beberapa keadaan, pilihan terbaik adalah keep it simple. Sangat sulit bagi orang yang melihat sebuah foto apabila terlalu banyak titik yang menarik perhatian. Umumnya makin “ramai” sebuah gambar, makin kurang menarik gambar itu. Cobalah  untuk berkonsentrasi pada satu titik perhatian dan maksimalkan daya tariknya.

Picture Scale 
Sebuah gambar yang nampak biasa namun menjadi menarik karena ada sebuah titik kecil yang menarik perhatian. Dengan pemotretan landscape atau monument, kembangkan daya tarik pemotretan dengan menambahkan obyek yang diketahui besarnya sebagai titik perhatian untuk memberikan kesan perbandingan skala.

Horizons
Merubah keseimbangan langit dan tanah dapat mengubah pemandangan gambar secara radikal. Bila gambar hampir dipenuhi oleh langit akan memberikan kesan polos terbuka dan lebar tapi bila langit hanya disisakan sedikit di bagian atas gambar, akan timbul kesan penuh.

Leading Lines Garis yang membawa mata orang yang melihat foto ke dalam gambar atau melintas gambar. Umumnya garis-garis ini berbentuk yang terlihat secara fisik misalnya marka jalan atau tidak terlihat secara langsung misalnya bayangan, refleksi.

Be Different 
Barangkali ada bidikan-bidikan lain yang dapat diambil selain pendekatan dari depan dan memotret paralel ke tanah. Bergerak mendekat dari yang diduga seringkali menghasilkan efek yang menarik.

Colour
Membuat bagian dari gambar menonjol dari background. Cara utama untuk memperoleh hal ini adalah memperoleh subyek yang warna atau nadanya berbeda secara radikal dengan background. Dapat juga didalam komposisi warna dibedakan menjadi 2 macam, yaitu warna panas dan warna dingin. Warna panas adalah didalam suatu komposisi foto terdapat warna panas (merah, kuning, orange) tang dominan dibandingkan yang lain. Sedangkan warna dingin adalah dominan warna-warna dingin (hijau, biru).

Framing
Bila subyek secara khusus mempunyai bentuk yang kuat, penuhi frame dengan subyek. Baik itu dengan cara menggunakan lensa dengan fokus lebih panjang atau bergerak mendekati subyek.

Shooting Position
Meurbah sudut pandang sepenuhnya. Misalnya posisi duduk ke posisi berdiri atau pengambilan bidikan dari atas atau bawah dari subyek.



o   Bird Eye
Sudut pengambilan gambar ini, posisi objek dibawah / lebih rendah dari kita berdiri. Biasanya sudut pengmbilan gambar ini digunakan untuk menunjukkan apa yang sedang dilakukan objek (HI), elemen apa saja yang ada disekitar objek, dan pemberian kesan perbandingan antara overview (keseluruhan), lingkungan dengan POI (Point Of Interest).

o   High Angle
Pandangan tinggi artinya, pemotret berada pada posisi yang lebih tinggi dari objek foto.

o   Eye Level
Sudut pengembilan gambar yang dimana objek dan kamera sejajar /  sama seperti mata memandang. Biasanya digunakan untuk menghasilkan kesan menyeluruh dan merata terhadap background sebuah objek, menonjolkan sisi ekspresif dari sebuah objek (HI), dan biasanya sudut pemotretan ini juga dimaksudkan untuk memposisikan kamera sejajar dengan mata objek yang lebih rendah dari pada kita misal, anak – anak.

o   Low Angle
Pemotretan yang dilakukan dari bawah. Sudut pemotretan yang dimana objek lebih tinggi dari posisi kamera. Sudut pengembilan gambar ini digunakan untuk memotret arsitektur sebuah bagunan agar terkesan kokoh, megah dan menjulang. Namun, tidak menutup kemungkinan dapat pula digunakan untuk pemotretan model agar terkesan elegan dan anggun.

o   Frog Eye
Sudut penglihatan sebatas mata katak. Pada posisi ini kamera berada di dasar bawah, hampir sejajar dengan tanah dan tidak dihadapkan ke atas. Biasanya memotret seperti ini dilakukan dalam peperangan dan untuk memotret flora dan fauna.



Jenis Komposisi





Secara keseluruhan, komposisi klasik yang baik memiliki proporsi yang menyenangkan. Ada keseimbangan antara gelap dan terang, antara bentuk padat dan ruang terbuka atau warna-warna cerah dengan warna-warna redup. Pada kesempatan-kesempatan tertentu, bila dibutuhkan mungkin akan membutuhkan komposisi yang seluruhnya simetris. Seringkali gambar yang dibuat lebih dinamis dan secara visual lebih menarik bila anda menempatkan subjek ditengah. Namun harus menghindari sebuah garis pembagi biarpun itu vertikal.
Untuk menghindari sebuah gambar yang dinamis diperlukan juga kehadiran irama. Irama ini terjadi karena adanya pengulangan berkali-kali sebuah objek yang berukuran kecil. Kehadiran irama dalam gambar mengesankan adanya suatu gerakan.
·         Garis
Garis dapat menimbulkan kesan kedalaman dan memperlihatkan gerak pada gambar. Ketika garis-garis itu sendiri digunakan sebagai subjek, yang terjadi adalah gambar-gambar menjadi menarik perhatian. Tidak penting apakah garis itu lurus, melingkar atau melengkung, membawa mata keluar dari gambar. Yang penting garis-garis itu menjadi dinamis.


·         Shape 
Salah satu formula paling sederhana yang dapat membuat sebuah foto menarik perhatian adalah dengan memberi prioritas pada sebuah elemen visual. Shape adalah salah satunya. Pada umumnya menganggap shape sebagai outline yang tercipta karena sebuah shape terbentuk pada intinya subjek foto, gambar dianggap memiliki kekuatan visual dan kualitas abstrak. Untuk membuat shape menonjol, harus mampu memisahkan shape tersebut dari lingkungan sekitarnya atau dari latar belakang yang terlalu ramai. Untuk membuat kontras kuat antara shape dan sekitarnya yang membentuk shape tersebut. Kontras ini dapat terjadi sebagai akibat dari perbedaan gelap terang atau perbedaan warna. Sebuah shape tentu saja tidak berdiri sendiri. Ketika masuk kedalam sebuah pemandangan yang berisi dua atau lebih shape yang sama, kita juga dapat meng-crop salah satu shape untuk memperkuat kualitas gambar.

·        Form
Ketika shape sendiri dapat mengindentifikasikan objek, masih diperlukan form untuk memberi kesan padat dan tiga dimensi. Hal ini merupakan faktor penting untuk menciptakan kesan kedalaman dan realitas. Kualitas ini tercipta dari bentukan cahaya dan tone yang kemudian membentuk garis-garis dari sebuah objek. Faktor penting yang menentukan bagaimana form terbentuk adalah arah dan kualitas cahaya yang mengenai objek tersebut.



·       Tekstur
Sebuah foto dengan gambar teksur yang menonjol dapat merupakan sebuah bentuk kreatif dari shape atau pattern. Jika memadai, tekstur akan memberikan realisme pada foto, membawa kedalaman dan kesan tiga dimensi pada subyek. Tekstur dapat terlihat jelas pada dua sisi yang berbeda. Ada tekstur yang dapat ditemukan bila mendekatkan diri pada subyek untuk memperbesar apa yang dilihat, misalnya bila kita ingin memotret tekstur permukaan sehelai daun. Ada pula saat dimana harus mundur karena subyek yang kita tuju adalah pemandangan yang sangat luas. Tekstur juga muncul ketika cahaya menerpa sebuah permukaan dengan sudut rendah, membentuk bayangan yang sama dalam area tertentu. Memotret tekstur dianggap berhasil bila pemotret dapat mengkomunikasikan sedemikian rupa sehingga pengamat foto seolah dapat merasakan permukaan tersebut bila menyentuhnya. Sama seperti pattern, tekstur paling baik ditampilkan dengan beberapa variasi dan nampak melebar hingga keluar batas gambar.



·       Patterns
Pattern yang berupa pengulangan shape, garis dan warna adalah elemen visual lainnya yang dapat menjadi unsur penarik perhatian utama. Keberadaan pengulangan itu menimbulkan kesan ritmik dan harmoni dalam gambar. Tapi, terlalu banyak keseragaman akan mengakibatkan gambar menjadi membosankan. Rahasia penggunaan pattern adalah menemukan variasi yang mampu menangkap perhatian pemerhati. Pattern biasanya paling baik diungkapkan dengan merata. Walaupun pencahayaan dan sudut bidikan kamera membuat sebuah gambar cenderung kurang kesan kedalamannya dan memungkinkan sesuatu yang berulangkali menjadi menonjol.

·       Ritme
Pengulangan bidang atau bentuk atau garis yang beraturan dengan jarak dan bentuk yang sama.

·      Colour
Warna memberikan sebuah kesan yang elegan dan dinamis pada sebuah foto apabila dikomposisikan dengan baik. Kadang kala komposisi warna dapat pula memberikan kesan anggun serta mampu dengan sempurna memunculkan “mood color” (keserasian warna) sebuah foto terutama pada foto – foto “pictorial” (Foto yang menonjolkan unsur keindahan)

·       Gelap dan Terang
Komposisi ini sebenarnya dipakai oleh fotografer pada era fotografi analog masih berkembang pesat terutama pada pemotretan hitam putih. Namun, sekarang ini, ditengah – tengah era digital komposisi ini mulai diterapkan kembali. Kini pengkomposisian gelap dan terang digunakan sebagai penekanan visualitas sebuah objek. Kita dapat menggunakan komposisi ini dengan baik apabila kita mampu memperhatikan kontras sebuah objek dan harus memperhatikan lingkungan sekitar objek yang dirasa mengganggu yang sekiranya menjadikan permainan gelap terang sebuah foto akan hilang.


Field Of View








Beberapa jenis komposisi yang umum digunakan dari segi ukuran (field of view) yang akan diambil adalah sebagai berikut :

a.      Extreme Close Up
Pengambilan gambar yang sangat dekat sekali dengan objek, sehingga detil objek seperti pori-pori kulit akan jelas terlihat.

b.      Head Shot
Pengambilan gambar sebatas kepala hingga dagu.

c.       Close Up
Pengambilan gambar dari atas kepala hingga bahu.

d.      Medium Close Up
Pengambilan gambar dari atas kepala hingga dada.

e.      Mid Shot (setengah badan)
Pengambilan gambar dari atas kepala hingga pinggang.

f.        Medium Shot (Tiga perempat badan)
Pengambilan gambar dari atas kepala hingga lutut.

g.      Full Shot (Seluruh Badan)
Pengambilan gambar dari atas kepala hingga kaki.

h.      Long Shot
Pengambilan gambar dengan memberikan porsi background atau foreground lebih banyak sehinnga objek terlihat kecil atau jauh.

Beberapa jenis komposisi dari segi banyaknya manusia sebagai objek yang difoto adalah sebagai berikut :

a.      One Shot
Pengambilan gambar untuk satu orang sebagai objek.

b.         Two Shot
        Pengambilan gambar untuk dua orang sebagai objek.

c.          Three Shot
Pengambilan gambar untuk tiga orang sebagai objek.

d.         Group Shot
Pengambilan gambar untuk sekelompok orang sebagai objek.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pengambilan gambar, diantaranya


a.      Headroom, merupakan ruang diatas kepala yang berfungsi membatasi bingkai dan bagian atas kepala objek.

b.      Noseroom, arah pandang atau ruang gerak objek dalam sebuah frame, bertujuan untuk memberikan ruang pandang sehingga terkesan bahwa objek memang sedang melihat sesuatu.

c.       Foreground, segala sesuatu yang menjadi latar depan dari objek.

d.      Background, segala sesuatu yang menjadi latar belakang objek.